Minggu, 23 Juni 2013
Introspeksi
Pada dasarnya kesejatian hidup berasal dari seberapa besarnya tingkat ke-bersyukuran kita dan tingkat kepedulian kita terhadap sesuatu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Entah kenapa gue kali ini lagi ‘berlagak’ sok tua atau bisa juga disebut ‘gaya-gayaan’ nulis beginian. Tapi coba untuk duduk dan sejenak merenung apa hal-hal yang udah dilakukan pada hari ini. Tujuan hidup bukan hanya sekedar untuk lahir owe..owek terus sekolah tinggi-tinggi dan akhirnya mencapai kesuksesan itu sendiri. Tapi, bagaimana prosesnya untuk men-set otak, hati, dan pikiran kita menjadi ciptaan Tuhan yang dihinggapi roh kudus itu sendiri.
Kita harus mengakui kita hidup di jaman yang serba krisis kepedulian dan kejujuran. Contoh nyatanya kita selalu menyalahkan pemerintah atas bencana banjir di Ibu Kota. Dengan mudahnya kita tuntut pemerintah untuk menyelesaikan segala masalah lingkungan yang ada tetapi tak ikut turut ambil bagian. (asli gue gak dikasih amplop sama Bapak Walikota Bekasi!). Padahal kita yang menjadi penyebab air banjir itu sendiri bertamasya di sekitar rumah kita. Air juga suka kebersihan, dia gak mau tinggal bersama sampah-sampah yang udah merajalelai rumahnya (read: kali, sungai, comberan).
Mari kita beralih pada dunia darat dan gak ngomongin air lagi.
Disetiap kejadian atau masalah yang ada kita sering kali nunjuk orang lain sebagai penyebab utamanya. Gak cuma di dunia kerja melainkan di sekolah juga gue merasakan hal yang sama. Nyalahin guru atas nilai
ulangan yang jelek merupakan contoh perilaku kurang introspeksi diri. Gak cuma di dunia sekolah melainkan di dunia cinta-cintaan juga begitu. Suatu kali buka twitter ada tweet begini: “dasar PHP!”. Padahal usut punya usut, seorang PHP itu gak bersalah sepenuhnya tetapi kenapa kita yang terlalu
bodoh untuk percaya.
Finally, tau dong kesimpulannya apa? Introspeksi adalah proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan, dan sensasi. id.wikipedia.org/wiki/Introspeksi
Menjadi rendah hati, menyalahkan diri sendiri, dan menganggap semua masalah/ kejadian didasari atas kehendak yang di atas adalah perilaku yang mencerminkan kualitas hidup seseorang. Seseorang yang gagah dan berwibawa adalah orang yang selalu bersyukur dan berani mengakui
kesalahannya! Ellen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar